Selasa, 25 Juni 2013
Refleksi Minggu Keduabelas
Minggu ini, kami diminta untuk menyiakan tugas akhir semester dengan
membuat portfolio tentang hasil belajar kita selama 14 kali pertemuan.
Dalam waktu 2 minggu, kita harus memosting minimal 14 kali di blog.
Setelah dosen memberi tugas akhir semester ini kami diminta melanjutkan
presentasi sejauh mana persiapan media pembelajaran yang akan kita uji
cobakan di sekolah yang sudah menjadi klien kami.
Refleksi Minggu Kesebelas
Pada minggu ini kami diminta untuk memresentasikan hasil video atau film
yang sudah kami buat untuk pelengkap media pembelajaran. Kita
mempresentasikan hasil film atau video tersebut supaya kita mengetahui
apakah angel yang kami ambil, cara mendekatkan dan menjauhkan tokoh
utama apakah sudah pas dan halus, serta pencahayaan yang kami gunakan
sudah tepat apa belum.
Dalam pengambilan video kita harus memperhatikan
1. Memiliki persiapan akan lebih bagus, sebuah gagasan tentang bagaimana aliran video secara umum.
2. Memiliki beberapa gambar di berbagai sudut. Kalau bisa kita harus memiliki rekaman sebanyak mungkin, ini akan menyelamatkan kita dari pengeditan di kemudian hari. Jika rekaman gagal, tembakan sudut yang lain dapat menutupi.
3. Menggunakan tripod jika diperlukan. Sebuah video yang tidak stabil sangat tidak nyaman untuk dilihat. Menstabilkan kamera menggunakan tripod berukuran tepat.
4. Kita juga harus sadar pada input audio. Sebuah kesalahan umum yang mungkin kitan sering lakukan adalah bagian audio video karena kita terlalu fokus pada visual.
5. Memanfaatkan pencahayaan yang memadai. Jika diluar ruangan akan lebih mudah dalam pengambilan video. Tetapi jika di dalam ruangan, kita dilarang untuk mengambil video di bawah lampu neon.
Setiap kelomok harus mempresentasikan hasil rekaman video. Supaya teman yang lain bisa memberi saran dan tanggapan, yang nantinya berguna sebagai bahan untuk media pembelajaran. Setelah minggu lalu kami merencanakan rekaman video tentang apa yang akan di ambil.
Dalam pengambilan video kita harus memperhatikan
1. Memiliki persiapan akan lebih bagus, sebuah gagasan tentang bagaimana aliran video secara umum.
2. Memiliki beberapa gambar di berbagai sudut. Kalau bisa kita harus memiliki rekaman sebanyak mungkin, ini akan menyelamatkan kita dari pengeditan di kemudian hari. Jika rekaman gagal, tembakan sudut yang lain dapat menutupi.
3. Menggunakan tripod jika diperlukan. Sebuah video yang tidak stabil sangat tidak nyaman untuk dilihat. Menstabilkan kamera menggunakan tripod berukuran tepat.
4. Kita juga harus sadar pada input audio. Sebuah kesalahan umum yang mungkin kitan sering lakukan adalah bagian audio video karena kita terlalu fokus pada visual.
5. Memanfaatkan pencahayaan yang memadai. Jika diluar ruangan akan lebih mudah dalam pengambilan video. Tetapi jika di dalam ruangan, kita dilarang untuk mengambil video di bawah lampu neon.
Setiap kelomok harus mempresentasikan hasil rekaman video. Supaya teman yang lain bisa memberi saran dan tanggapan, yang nantinya berguna sebagai bahan untuk media pembelajaran. Setelah minggu lalu kami merencanakan rekaman video tentang apa yang akan di ambil.
Selasa, 18 Juni 2013
Refleksi Minggu Kesepuluh
Untuk minggu ini kita membahas tentang video atau film. Pertemuan
kali ini kita diminta untuk membawa kamera digital. Perwakilan untuk 3
kelompok untuk mengambil shoot yang menceritakan kegiatan di simeru,
kantin kampus, dan perpustakaan. Untuk lain kelompok yang tidak di
tunjuk untuk mengambil shoot di 3 tempat tersebut di beri contoh foto –
foto yang begus, supaya siswa mengetahui angel foto yang bagus, efek
cahaya dan gambar sebagai latar dan utama harus dibedakan dengan lensa
kamera tertentu.
Setelah 3 kelompok selesai take photo, kita bersama – sama melihat hasil video dan mengomentari tentang zoom in zoom out dan ketepatan pengambilan gambar utama atau yang disebut sebagai gambar yang penting.
Adapun teknik pengambilan gambar adalah sebagai berikut:
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE].
1. Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi. Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda.
2. High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
3. Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
4. Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
5. Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html
Setelah 3 kelompok selesai take photo, kita bersama – sama melihat hasil video dan mengomentari tentang zoom in zoom out dan ketepatan pengambilan gambar utama atau yang disebut sebagai gambar yang penting.
Adapun teknik pengambilan gambar adalah sebagai berikut:
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE].
1. Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi. Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda.
2. High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
3. Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
4. Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
5. Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html
Refleksi Minggu Kesembilan
Minggu ini kita mengadakan kuliah online. Kita disuruh membuka link
tentang storyboard dalam media pembelajaran interaktif. Storyboard
visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingg dapat
memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard dapat
dikatakan juga visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah
proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah
scene.
Salah satu keuntungan menggunakan Storyboard adalah dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas balik, secara cepat menjadi hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis untuk membangun rasa penasaran dan ketertarikan.
Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara sendiri atau dalam sebuah bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga bersiap membuat perubahan terhadap hasil kerja mereka. Untuk proyek tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan menggambar yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang bermacam. Mereka harus mampu untuk mengikuti desain yang telah dikeluarkan dan menghasilkan kerja konsisten, yang digambar pada model.
Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus
dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi jika ada
6. Animasi jika ada
7. Video, jika ada
8. Audio, jika ada
9. Interaksi dengan penonton, jika ada
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Storyboard%20dalam%20Media%20Pembelajaran%20Interaktif.pdf
Pelajaran yang dapat kita ambil hari ini adalah. Kita diberi materi bagaimana membuat storyboard yang baik dan benar. Di dalam sebuah media pembelajaran macromedia, di halaman awal harus ada tombol – tombol yang berisi materi, SKKD, example, evaluasi, referenci, dan help untuk membantu siswa bagaimana cara menggunakan media pembelajaran tersebut. Untuk rencaan pembuatan media pembelajaran menggunakan macro media kita memasukkan story board
Salah satu keuntungan menggunakan Storyboard adalah dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas balik, secara cepat menjadi hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis untuk membangun rasa penasaran dan ketertarikan.
Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara sendiri atau dalam sebuah bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga bersiap membuat perubahan terhadap hasil kerja mereka. Untuk proyek tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan menggambar yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang bermacam. Mereka harus mampu untuk mengikuti desain yang telah dikeluarkan dan menghasilkan kerja konsisten, yang digambar pada model.
Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus
dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi jika ada
6. Animasi jika ada
7. Video, jika ada
8. Audio, jika ada
9. Interaksi dengan penonton, jika ada
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Storyboard%20dalam%20Media%20Pembelajaran%20Interaktif.pdf
Pelajaran yang dapat kita ambil hari ini adalah. Kita diberi materi bagaimana membuat storyboard yang baik dan benar. Di dalam sebuah media pembelajaran macromedia, di halaman awal harus ada tombol – tombol yang berisi materi, SKKD, example, evaluasi, referenci, dan help untuk membantu siswa bagaimana cara menggunakan media pembelajaran tersebut. Untuk rencaan pembuatan media pembelajaran menggunakan macro media kita memasukkan story board
Refleksi Minggu Kedelapan
Kuliah minggu ini kita diberi contoh media pembelajaran macro media.
Bapak dosen meminta kita untuk memilih satu media pembelajaran yang kita
anggap paling bagus dan efektif untuk siswa. Setelah kita tentukan
media pembelajaran mana yang kita anggap paling bagus, selanjutnya kita
diminta untuk memberi alasan mengapa media pembelajaran itu bagus.
Setelah kita bahas dengan kelompok kami memberi alasan jika media
pembelajaran yang kita pilih memiliki kelebihan gambarnya lebih menarik,
semua materi terdapat narasinya sehingga memudahkan kita untuk memahami
isi materi tersebut, untuk evaluasinya sudah terdapat waktu untuk
menggerjakan yang tidak terdapat dalam contoh macro media lainnya, untuk
setting bacgroundnya bisa diubah – ubah sehingga pengguna media
pembelajaran tidak bosan dan pada media tersebut terdapat tombol
menghidupkan dan mematikan narasi. Tetapi di media pembelajaran tersebut
juga terdapat satu kekurangan yaitu, untuk musik pembukaanya terlalu
panjang. Setelah waktu pembehasan habis, tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya.
REFLEKSI MINGGU KETUJUH
Materi perkuliahan minggu ini sama seperti minggu ke enam. Kita
melanjutkan presentasi yang belum mempresentasikan media
pembelajarannya. Pada minggu ini kita juga di beri tahu bahwa untuk
ujian tengah semester kita cukup mengumpulkan materi pembelajaran yang
sudah kita revisi, disertai kumpulan foto – foto, suara, bahan ajar yang
digunakan, hasil penilaian dari sekolah SD MUHAMMDIYAH KARANG TENGAH, dan di
burn di CD selanjutnya dikumpulkan saat UTS.
Untuk tugas tengah semester ini kami membuat media pembelajaran power point. Kami mengambil materi tentang Vocabulary Food and Drink.
Untuk tugas tengah semester ini kami membuat media pembelajaran power point. Kami mengambil materi tentang Vocabulary Food and Drink.
lokasi SD Muh Karang Tengah
Refleksi Minggu Keenam
Untuk perkuliahan minggu ini kita mempresentasikan hasil kerja kelompok
masing – masing. Apakah sudah layak media pembelajaran yang sudah kita
buat, di uji cobakan ke SD yang sudah kita tinjau sebelumnya. Setelah
di presentasikan kita meminta teman kita untuk mengkomentari dan memberi
saran supaya tercipta media pembelajaran yang layak.
Untuk hari ini kita mempresentasikan power point kami tentang Vocabulary of Food and Drink. Di dalam power point tersebut kita memberi SKKD SD Kelas 4SD. Dan kita memberi bagaimana menggunakan media pembelajaran power point tersebut. Pada tombol materi kita memasukkan materi tentang macam vocabulary yang berkaitan dengan tema dan kami menampilkan video dan lagu untuk menghibur siswa agar tidak membosankan.
Untuk hari ini kita mempresentasikan power point kami tentang Vocabulary of Food and Drink. Di dalam power point tersebut kita memberi SKKD SD Kelas 4SD. Dan kita memberi bagaimana menggunakan media pembelajaran power point tersebut. Pada tombol materi kita memasukkan materi tentang macam vocabulary yang berkaitan dengan tema dan kami menampilkan video dan lagu untuk menghibur siswa agar tidak membosankan.
Refleksi Minggu Kelima
Minggu ini
kita kuliah online dan belajar visual principles. Kita belajar tentang
visual principles. Dengan materi ini kita mendapatkan oengetahuan baru, jika
kita membuat media pembelajaran menggunakan power poin kita harus memperhatikan
warna gambar dan tata letak penaruhan materi, gambar dan animasi. Jika kita
ingin memasukkan animasi, kita harus memilih animasi yang sesuai dengan materi
yang ada di media pembelajaran. Jika kita memasukkan tombol – tombol
menggunakan hiperlink kita juga harus menaruh tombol disetiap slide yang sama,
jika tombol next ada desebelah kanan, kita harus menaruh tombol next disebelah
kanan semua. Supaya siswa tidak kebingungan. Untuk peletakan gambar kita juga
harus memberhatikan posisi tata petak yang pas. Misalnya kita menulis surat,
tata letak gambar perangko kita harus letakkan di kanan atas tidak boleh
dikanan bawah. Supaya siswa tidak kebingungan. Jika kita memasukkan sebuah
berita koran. Kita juga harus mencari gambar kertas dan warnanya seperti
potongan koran sungguhan. Untuk bacground power point itu sendiri juga harus
diperhatikan. Setiap slide harsnya memiliki bacground yang sama supaya tercipta
visual aids yang menarik.
Kita juga
membuat sebuah media pembelajaran menggunakan power point tetapi harus merujuk
dengan visual principles yang sudah kita pelajari. Untuk materi pembuatan media
power point ini kelompok saya mengambil tema tentang vocabulary about food and
drink . Di situ kami memasukkan gambar – gambar foto yang real tidak kopian
dari situs internet. Kita juga menggunakan animasi supaya powerpoint media
pembelajaran tersebut lebih hidup. Kita juga menaruh bacground power point yang
sesuai dengan materi kita. Supaya kelihatan rapi kita juga memberi tombol –
tombol next, previous, home, and exit. Tak lupa kita memberikan suara supaya
siswa faham apa yang ada di powerpoint tersebut. Untuk menguji pemahaman siswa
tentang materi tersebut kita membuat 5 evaluasi yang sekaligus ada jawabannya.
Setelah
powerpoint itu jadi kita mencari teman kita untuk menilai hasil media
pembelajaran kami dan nilainya dikirim ke email bapak wahyu pujiono untuk
syarat kehadiran.
Refleksi Minggu Keempat
Untuk
perkuliahan minggu ini kita membahas tentang ASSURE MODELS.
ANALISA PEMBELAJARAN ASSURE MODEL
A. DEFINISI MODEL ASSURE
ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya,
Jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswaModel assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
B. TAHAPAN MODEL ASSURE
1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
a. General Characteristics (Karakteristik Umum)
b. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
c. Learning Style (Gaya Belajar)
2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
4. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan.
1. Latihan Prnggunaan Teknologi
2. Umpan Balik
5. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
C. MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
ANALISA PEMBELAJARAN ASSURE MODEL
A. DEFINISI MODEL ASSURE
ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya,
Jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswaModel assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
B. TAHAPAN MODEL ASSURE
1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
a. General Characteristics (Karakteristik Umum)
b. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
c. Learning Style (Gaya Belajar)
2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
4. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan.
1. Latihan Prnggunaan Teknologi
2. Umpan Balik
5. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
C. MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
RENCANA PENERAPAN MODEL ASSURE DI SD Muhammadiyah Karang Tengah
ANALYZE LEARNER – MENGANALIS PESERTA DIDIK
Langkah pertama dalam pembelajaran adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik peserta didik supaya pembelajaran lebih sistematis dan terarah. Cara mengidentifikasi peserta didik meliputi: (1)kemampuan umum, meliputi usia, jenis kelamin, kebudayaan dan latar belakang social dan kebudayaan, (2)mendiagnosis kemampuan awal peserta didik, bisa melalui pre-test atau placement test, (3)lerning style, lebih merujuk ke sifat peserta didik, persepsi peserta didik dalam belajar, tingkat emosi serta responnya terhadap lingkungan.
STATE STANDARD AND OBJECTIVES – MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
langkah selanjutnya adalah menentukan beberapa standar dan tujuan belajar secara khusus. Hal ini penting untuk memulai dengan kurikulum dan teknologi yang cocok bagi siswa.Dalam mementukan tujuan belajar harus melihat peserta didik untuk siapa tujuan ini dimaksudkan perilaku yang harus didemonstrasikan kondisi di mana perilaku atau kinerja akan diamati dan sejauh mana pengetahuan baru atau keterampilan harus dikuasai. Untuk teks ini, kondisi akan mencakup penggunaan teknologi dan media untuk menilai pencapaian standar atau tujuan pembelajaran.Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus memperhatikan :
1. Audience, pembelajaran berfokus pada bagaimana siswa memahami dan mengerti setelah pembelajaran disampaikan oleh guru.
2. Behavior, kebiasaan dan perilaku siswa dalam pembelajaran.
3. Condition, dalam pembelajaran seharusnya memperhatikan kondisi pembelajaran agar dapat mendukung proses pembelajaran.
4. Degree, persyaratan terakhir untuk menjadi sebuah proses belajar mengajar yang baik adalahmenentukan kriteria untuk siapa materi pembelajaran itu dan bagaimana menyesuaikan dengan memperhatikan tingkatannya.
SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, MATERIALS – MEMILIH STRATEGI, TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERI.
langkah berikutnya dalam menciptakan pelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknologi yang tepat dan media adalah pemilihan sistimatis dari strategi pembelajaran, teknologi dan media, dan bahan pelajaran.
1. Memilih stategi, apakaah akan menggunakan teacher centered atau student centered learning.
2. Memilih teknologi dan Media, memilih media yang sesuai dan teknologi yang sesuai dengan karakteristik pembelajar.
3. Memilih, memodifikasi atau mendesain meterial, langkah-langkahnya sebagai berikut :memilih material (bahan belajar) yang ada , memodifikasi bahan belajar yang ada, dan mendesain materi yang baru.
UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS – MEMANFAATKAN TEKNOLOGI, MEDIA DAN BAHAN AJAR
langkah perencanaan melibatkan peran guru untuk memanfaatkan teknologi, media, dan bahan Untuk menentukannya gunakkan rumus 5P yaitu Preview the materials (kaji bahan ajar), Prepare the materials (siapkan bahan ajar), Prepare Environment (siapkan lingkungan), Prepare the learners (siapkan pebelajar), Provide the learning experience (tentukan pengalaman belajar).
REQUIRE LEARNER PARTICIPATION – PARTISIPASI PESERTA DIDIK
seperti yang diramalkan oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl (1956) lebih dari 50 tahun yang lalu, ekonomi global saat ini akan membutuhkan siswa untuk memiliki pengalaman dan praktek penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi bukan hanya mengetahui dan memahami informasi. Ini mengikuti dengan pandangan konstruktivis bahwa belajar adalah proses manual yang aktif dibangun atas dasar pengalaman otentik yang relevan untuk para siswa menerima umpan balik informatif, respon yang memungkinkan mereka tahu sejauh mana mereka mencapai tujuan dan bagaimana meningkatkan kinerja mereka.
EVALUATE AND REVISE – PENILAIAN DAN ARAHAN LANJUTAN
komponen akhir dari model menjamin untuk pelajaran yang efektif adalah mengevaluasi dan merevisi. Evaluasi dan revisi yang penting bagi pengembangan kualitas pembelajaran, namun ini komponen desain pelajaran ini sering diabaikan. Dalam evaluasi harus memperhatikan :
1.penilaian prestasi pelajar.
2.mengevaluasi dan merevisi strategi, teknologi, dan media(maialicious).
Langkah pertama dalam pembelajaran adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik peserta didik supaya pembelajaran lebih sistematis dan terarah. Cara mengidentifikasi peserta didik meliputi: (1)kemampuan umum, meliputi usia, jenis kelamin, kebudayaan dan latar belakang social dan kebudayaan, (2)mendiagnosis kemampuan awal peserta didik, bisa melalui pre-test atau placement test, (3)lerning style, lebih merujuk ke sifat peserta didik, persepsi peserta didik dalam belajar, tingkat emosi serta responnya terhadap lingkungan.
STATE STANDARD AND OBJECTIVES – MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
langkah selanjutnya adalah menentukan beberapa standar dan tujuan belajar secara khusus. Hal ini penting untuk memulai dengan kurikulum dan teknologi yang cocok bagi siswa.Dalam mementukan tujuan belajar harus melihat peserta didik untuk siapa tujuan ini dimaksudkan perilaku yang harus didemonstrasikan kondisi di mana perilaku atau kinerja akan diamati dan sejauh mana pengetahuan baru atau keterampilan harus dikuasai. Untuk teks ini, kondisi akan mencakup penggunaan teknologi dan media untuk menilai pencapaian standar atau tujuan pembelajaran.Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus memperhatikan :
1. Audience, pembelajaran berfokus pada bagaimana siswa memahami dan mengerti setelah pembelajaran disampaikan oleh guru.
2. Behavior, kebiasaan dan perilaku siswa dalam pembelajaran.
3. Condition, dalam pembelajaran seharusnya memperhatikan kondisi pembelajaran agar dapat mendukung proses pembelajaran.
4. Degree, persyaratan terakhir untuk menjadi sebuah proses belajar mengajar yang baik adalahmenentukan kriteria untuk siapa materi pembelajaran itu dan bagaimana menyesuaikan dengan memperhatikan tingkatannya.
SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, MATERIALS – MEMILIH STRATEGI, TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERI.
langkah berikutnya dalam menciptakan pelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknologi yang tepat dan media adalah pemilihan sistimatis dari strategi pembelajaran, teknologi dan media, dan bahan pelajaran.
1. Memilih stategi, apakaah akan menggunakan teacher centered atau student centered learning.
2. Memilih teknologi dan Media, memilih media yang sesuai dan teknologi yang sesuai dengan karakteristik pembelajar.
3. Memilih, memodifikasi atau mendesain meterial, langkah-langkahnya sebagai berikut :memilih material (bahan belajar) yang ada , memodifikasi bahan belajar yang ada, dan mendesain materi yang baru.
UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS – MEMANFAATKAN TEKNOLOGI, MEDIA DAN BAHAN AJAR
langkah perencanaan melibatkan peran guru untuk memanfaatkan teknologi, media, dan bahan Untuk menentukannya gunakkan rumus 5P yaitu Preview the materials (kaji bahan ajar), Prepare the materials (siapkan bahan ajar), Prepare Environment (siapkan lingkungan), Prepare the learners (siapkan pebelajar), Provide the learning experience (tentukan pengalaman belajar).
REQUIRE LEARNER PARTICIPATION – PARTISIPASI PESERTA DIDIK
seperti yang diramalkan oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl (1956) lebih dari 50 tahun yang lalu, ekonomi global saat ini akan membutuhkan siswa untuk memiliki pengalaman dan praktek penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi bukan hanya mengetahui dan memahami informasi. Ini mengikuti dengan pandangan konstruktivis bahwa belajar adalah proses manual yang aktif dibangun atas dasar pengalaman otentik yang relevan untuk para siswa menerima umpan balik informatif, respon yang memungkinkan mereka tahu sejauh mana mereka mencapai tujuan dan bagaimana meningkatkan kinerja mereka.
EVALUATE AND REVISE – PENILAIAN DAN ARAHAN LANJUTAN
komponen akhir dari model menjamin untuk pelajaran yang efektif adalah mengevaluasi dan merevisi. Evaluasi dan revisi yang penting bagi pengembangan kualitas pembelajaran, namun ini komponen desain pelajaran ini sering diabaikan. Dalam evaluasi harus memperhatikan :
1.penilaian prestasi pelajar.
2.mengevaluasi dan merevisi strategi, teknologi, dan media(maialicious).
Penerapan ke Dalam Media Pembelajaran
ANALYZE LEARNER –
MENGANALIS PESERTA DIDIK
Kelas : 5 SD
(kurang lebih 11 tahun)
Kemampuan yang sudah dimiliki: Anak sebelumnya sudah bisa melafalkan dan
mengetahui arti dari bermacam-macam vocabulary dengan tema tertentu.
STATE STANDARD AND
OBJECTIVES – MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran : siswa mampu memahami dan bisa mengucapkan vocabulary dengan tema tertentu menggunakan pengejeaan yang benar.
Tujuan pembelajaran : siswa mampu memahami dan bisa mengucapkan vocabulary dengan tema tertentu menggunakan pengejeaan yang benar.
SELECT STRATEGIES,
TECHNOLOGY, MEDIA, MATERIALS – MEMILIH STRATEGI, TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERI.
1. Strategi : Student Centered Learning
2. Media pembelajaran : Classroom, Technologi : video
1. Strategi : Student Centered Learning
2. Media pembelajaran : Classroom, Technologi : video
3. Materi : video
yang berisi gambar dan vocabulary.
UTILIZE
TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS – MEMANFAATKAN TEKNOLOGI, MEDIA DAN BAHAN AJAR
Siswa-siswa tersebut sebelumnya sudah bisa melafalkan dan mengetahui arti
dari bermacam-macam vocabulary dengan tema tertentu.
Bahan yang akan kami pakai untuk mengajarkan media pembelajaran ini adalah
video,gambar-gambar2,materi vocabulary sesuai dengan tema yang akan kami
ajarkan.
Di sekolah yang kami kunjungi, sudah terdapat LCD sehingga itu dapat
mempermudah kami untuk menampilkan media pembelajaran yang akan kami ajarkan.
REQUIRE LEARNER
PARTICIPATION – PARTISIPASI PESERTA DIDIK
Peserta didik diharapkan memberikan respon yang baik terhadap media pembelajaran ini, karena media pembelajaran ini akan membantu mereka dalam memperkaya vocabulary, baik mengetahui cara pengucapan dan juga mengetahui artinya. Daya imajinasi merekapun lebih berkembang dibandingkan jika kita tidak menggunakan media sama sekali. Mereka akan merasa pembelajaran semakin menyenangkan dan tidak membosankan.
Peserta didik diharapkan memberikan respon yang baik terhadap media pembelajaran ini, karena media pembelajaran ini akan membantu mereka dalam memperkaya vocabulary, baik mengetahui cara pengucapan dan juga mengetahui artinya. Daya imajinasi merekapun lebih berkembang dibandingkan jika kita tidak menggunakan media sama sekali. Mereka akan merasa pembelajaran semakin menyenangkan dan tidak membosankan.
EVALUATE AND
REVISE – PENILAIAN DAN ARAHAN LANJUTAN
Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan latihan soal sederhana, mencocokan bersama sehingga mereka mengetahui dimana letak kesalahan mereka, dan kemudian diberikan nilai berdasarkan hasil jawaban dari soal latihan sederhana yang mereka kerjakan.
Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan latihan soal sederhana, mencocokan bersama sehingga mereka mengetahui dimana letak kesalahan mereka, dan kemudian diberikan nilai berdasarkan hasil jawaban dari soal latihan sederhana yang mereka kerjakan.
Refleksi minggu kedua
Pada minggu kedua kita diberi materi tentang apa itu
instructional technologi. Instructional technologi adalah teori praktek desain,
pengembangan, pemanfaatan, dan proses evaluasi untuk siswa. Kita juga di minta
untuk meminta materi dari guru bidang study yang akan kita buatkan media
pembelajaran interaktif. Mata pelajaran yang akan kita ambil adalah bahasa
inggris untuk kelas 4 SD Muhammdiyah Karang Tengah. Setelah kami diskusikan
dengan guru mata pelajaran bahasa inggris, kita disarankan untuk membuat media
pembelajaran dengan materi vocabulary dengan food and drink.
Sebelum kita membuat media pembelajaran kita mendesain terlebih
dahulu. Kita mencari tahu bagaimana karakteristik siswa, apa saja yang sudah
pernah di gunakan guru bidang studi bahasa inggris untuk menunjang pelajaran
siswa, kita mencari tahu metode apa yang membuat siswa tertarik untuk belajar
dan kita juga melakukan observasi langsung ke sekolah di smp muhammadiyah
jetis.
Ketersediaan media pembelajaran sekolah ini sudah cukup bagus,
karena adanya lab bahasa dimana didalamnya sudah ada LCD, tape recorder untuk
menunjang KBM. Selain itu kami meminta buku dan silabus yang digunakan di
sekolah itu kususnya untuk kelas 4 SD mata pelajaran Bahasa Inggris.
Dalam kesempatan ini kami
membahas materi apa yang hendak kami bantu membuatkan media pembelajaran
berbasis IT. Untuk waktu pelaksanaan masih dalam proses pembahasan dan menunggu
kesepakatan dari ibu Amin guru mapel bahasa inggris.
Selasa, 11 Juni 2013
refleksi minggu ketiga
Pada
pertemuan pelajaran kali ini masing – masing kelompok diminta untuk berbagi
pengalaman dengan kelompok lain. Dosen membagi kelompok – kelompok diskusi, 2
tim duduk berhadapan maksimal 6 orang. Kita saling berbagi pengalaman dengan
merekam cerita dari kelompok lain. Kita menanyakan :
1. Bagaimana kesan anda dengan sekolah tersebut?
2. Materi pelajaran apa yang akan digunakan?
3. Mengapa memilih materi tersebut?
4. Media apa yang sudah digunakan guru disekolah tersebut?
5. Seberapa jauh persiapan kalian untuk membuat sebuah media pembelajaran?
Setelah kita mendapatkan cerita dari kelompok lain, seanjutnya kita mengkaji materi yang sudah kita dapatkan. Kami membaca materi tentang INSTRUCTIONAL DESIGN – MEDIA, STRATEGIES AND METHODS. Media adalah sebuah alat untuk berkomunikasi dan mentransfer konsep belajar yang kita tujukan untuk orang lain atau siswa. Media adalah sebuat alat yang kita buat, disimpan dan kita transfer ke peserta didik supaya mereka lebih tertarik untuk belajar. Ada 2 jenis media pelatihan dalam program pembelajaran. Yang pertama adalah pengaturan instruksional atau media utama contohnya kita memberi pelatihan ke[ada anak didik kita selama 2 hari. Yang kedua adalah sistem pengiriman dalam media utama. Contohnya di kelas 2 hari kita mengajar menggunakan media seperti ceramah, video, pembinaan, dll.
Kita tidak bisa asal menggunakan sebuah media pembelajaran, karena setiap media pembelajaran belum tentu cocok digunakan di sekolah tertentu. Kita juga harus pintar – pintar memilih media yang cocok digunakan untuk siswa. Jika mendapatkan kendala saat penyampaian media pembelajaran, kita harus cepat tanggap untuk menggunakan media lain yang lebih cocok. Jadi metode pembelajaran biasanya adalah baga dari kumpulan atau keseluruhan strategi. Kita juga harus menggunakan metode evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peserta didik faham dengan materi yang telah kita sampaikan menggunakan sebuah media pembelajaran.
Kita juga perlu menggunakan strategi untuk mengajar siswa. Kita harus mencari informasi tentang minat siawa, tentang materi apa yang disenangi siswa, dan media apa yang biasa digunakan guru kelas untuk mengajar bahasa inggris di kelas. Dan yang paling penting, strategi mengikat baik dalam metode pembelajaran dan media untuk memastikan mereka memenuhi kebutuhan siswa.
Setelah mengkaji materi diatas kita membuat planning, bahan ajar apa yang akan kita peroleh dari guru bahasa inggris di SD Muhammadiyah Karang Tengah. Supaya tercipta sebuah media pembelajaran yang aktif menarik dan menyenangkan untuk siswa.
1. Bagaimana kesan anda dengan sekolah tersebut?
2. Materi pelajaran apa yang akan digunakan?
3. Mengapa memilih materi tersebut?
4. Media apa yang sudah digunakan guru disekolah tersebut?
5. Seberapa jauh persiapan kalian untuk membuat sebuah media pembelajaran?
Setelah kita mendapatkan cerita dari kelompok lain, seanjutnya kita mengkaji materi yang sudah kita dapatkan. Kami membaca materi tentang INSTRUCTIONAL DESIGN – MEDIA, STRATEGIES AND METHODS. Media adalah sebuah alat untuk berkomunikasi dan mentransfer konsep belajar yang kita tujukan untuk orang lain atau siswa. Media adalah sebuat alat yang kita buat, disimpan dan kita transfer ke peserta didik supaya mereka lebih tertarik untuk belajar. Ada 2 jenis media pelatihan dalam program pembelajaran. Yang pertama adalah pengaturan instruksional atau media utama contohnya kita memberi pelatihan ke[ada anak didik kita selama 2 hari. Yang kedua adalah sistem pengiriman dalam media utama. Contohnya di kelas 2 hari kita mengajar menggunakan media seperti ceramah, video, pembinaan, dll.
Kita tidak bisa asal menggunakan sebuah media pembelajaran, karena setiap media pembelajaran belum tentu cocok digunakan di sekolah tertentu. Kita juga harus pintar – pintar memilih media yang cocok digunakan untuk siswa. Jika mendapatkan kendala saat penyampaian media pembelajaran, kita harus cepat tanggap untuk menggunakan media lain yang lebih cocok. Jadi metode pembelajaran biasanya adalah baga dari kumpulan atau keseluruhan strategi. Kita juga harus menggunakan metode evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peserta didik faham dengan materi yang telah kita sampaikan menggunakan sebuah media pembelajaran.
Kita juga perlu menggunakan strategi untuk mengajar siswa. Kita harus mencari informasi tentang minat siawa, tentang materi apa yang disenangi siswa, dan media apa yang biasa digunakan guru kelas untuk mengajar bahasa inggris di kelas. Dan yang paling penting, strategi mengikat baik dalam metode pembelajaran dan media untuk memastikan mereka memenuhi kebutuhan siswa.
Setelah mengkaji materi diatas kita membuat planning, bahan ajar apa yang akan kita peroleh dari guru bahasa inggris di SD Muhammadiyah Karang Tengah. Supaya tercipta sebuah media pembelajaran yang aktif menarik dan menyenangkan untuk siswa.
Judul media pembelajaran : CLASSROOM (
Meningkatkan Vocabulary Bahasa Inggris dengan menggunakan media Video Animasi
yang memuat gambar dan suara sesuai dengan materi - materi pembelajarannya )
Jenis : Video
Kelebihan :
-Mengembangkan imajinasi siswa
- Pembelajaran akan menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak akan mudah bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam mengajar.
-Menambah kosakata yang dimiliki siswa
- siswa aktif dalam mendengarkan, mengamati, dan melakukan, serta mendemonstrasikan uraian guru.
- Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun pada awalnya kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya.
Kekurangan :
- Belum adanya fasilitas sound di sekolah dan LCD yang disediakan masih sedikit dan jarang digunakan. Karena keterbatasan tempat dan belum semua guru menguasai pemakain LCD.
-Siswa menjadi kurang komunikatif.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, di SD Muhammadiyah Karang Tengah sangatlah mendukung dalam segala hal, fasilitas, guru, maupun siswanya, dalam penggunaan media pembelajaran berupa video. Karena pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media berupa video animasi akan menarik perhatian siswa SD yang berisi gambar-gambar dan suara , sehingga hal itu dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa dan akan lebih meningkatkan kosa kata bahasa inggris tersebut.
Media ini sangat cocok untuk kondisi siswa yang :
1. Siswa yang jarang menonton video yang disertai dengan suara
2. Siswa mempunyai fasilitas yang mendukung seperti : LCD dan leptop
Jenis : Video
Kelebihan :
-Mengembangkan imajinasi siswa
- Pembelajaran akan menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak akan mudah bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam mengajar.
-Menambah kosakata yang dimiliki siswa
- siswa aktif dalam mendengarkan, mengamati, dan melakukan, serta mendemonstrasikan uraian guru.
- Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun pada awalnya kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya.
Kekurangan :
- Belum adanya fasilitas sound di sekolah dan LCD yang disediakan masih sedikit dan jarang digunakan. Karena keterbatasan tempat dan belum semua guru menguasai pemakain LCD.
-Siswa menjadi kurang komunikatif.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, di SD Muhammadiyah Karang Tengah sangatlah mendukung dalam segala hal, fasilitas, guru, maupun siswanya, dalam penggunaan media pembelajaran berupa video. Karena pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media berupa video animasi akan menarik perhatian siswa SD yang berisi gambar-gambar dan suara , sehingga hal itu dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa dan akan lebih meningkatkan kosa kata bahasa inggris tersebut.
Media ini sangat cocok untuk kondisi siswa yang :
1. Siswa yang jarang menonton video yang disertai dengan suara
2. Siswa mempunyai fasilitas yang mendukung seperti : LCD dan leptop
Langganan:
Komentar (Atom)